Kemarin, saya habis dari Gramedia. Saya baca 4 buku di sana: Recto Verso, Fiqhud Dakwah, Sang Murobbi, dan satu buku dongeng anak-anak. Ini dia ulasannya..
Recto Verso
Buku yang menarik. Manis dan puitis. Rasanya seperti meminum susu dan memakan roti yang dilapisi selai strowberry dan nanas. Ada 11 kisah. Menurut Dee Lestari, 11 adalah angka yang melambangkan keseimbangan spiritual (bagaimana caranya, silahkan tanya pada sang pengarang).
Every story tells about love. Cinta kepada kekasih, orangtua, sahabat, dan kasih tak sampai. Sebagian besar lebih kepada cinta yang pupus ini, sepertinya ada lima kisah. Yang paling menyedihkan menurut saya ialah Hanya Isyarat.
Ceritanya begini... Empat orang di suatu kafe berkumpul untuk menceritakan kisah sedihnya masing-masing. Orang yang ceritanya paling sedih akan menjadi pemenang. Pemenangnya boleh meminta siapa saja (di antara empat orang tersebut) dan melakukan apa saja. Ada yang bercerita tentang sakit yang diderita, kehilangan sesuatu, dan imajinasi. Sampailah ke orang keempat, ia bercerita tentang temannya yang miskin.
Saking miskinnya, temannya itu hanya makan ayam di bagian punggungnya. Ia selalu makan punggung ayam yang dibelikan ibunya. Ia tak pernah tahu kalau ada bagian lain dari ayam seperti dada atau paha. Ketika ia tahu, ia menjadi sedih. Ternyata, ayam memiliki banyak bagian, tak punggung semata.
Namun, orang ini berkata, "Teman saya lebih bahagia dari saya. Ia bisa menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Sementara saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki." Orang ini menyukai seseorang dan ia hanya dapat menikmati punggung wanita yang dicintainya dari kejauhan. Ia merasa sesak napas saat wanita itu menatap matanya. Karenanya, ia hanya duduk dalam gelap dan menikmati masa-masa menatap wanita itu tanpa membiarkan si wanita tahu perasaannya.
Kemudian, ia menjadi pemenang. Ia bisa saja menungkapkan cintanya (karena orang yang dicintainya berada dalam kelompok tersebut). Namun, ia hanya meminta wanita yang dicintainya untuk pergi menyalakan lampu. Ah.. sebal!
Pesan moral:
- Paling enak makan dada ayam, bukan punggung :p
- Lebih enak mendengarkan novel ini sambil baca musiknya. Dengarkan kisahnya, baca musiknya. Karena saya belum membaca musiknya, rasanya terasa ada yang kurang. Lebih nikmat lagi dengan memakan ayam goreng (loh?)
Fiqhud Dakwah
Buku karya Natsir ini sepertinya bagus. Saya tidak baca semuanya karena isinya hampir sama bahkan lebih lengkap di Fiqh Dakwah-nya Mustafa Masyhur. Tapi, saya baca bagian hikmah. And i found something that i've looking for years.. Kata Natsir, mengutip dari tafsir Al-Manar karya Muhammad Abdullah, ada tiga golongan mad'u dakwah:
1. Cerdik cendikiawan, ciri-cirinya cinta kebenaran, berpikir kritis, dan menggunakan akal dan data. Golongan ini disebut hikmah.
2. Golongan awam. Ciri-cirinya, ia belum dapat menangkap pengertian yang tinggi-tinggi (kayaknya aku masuk sini deh :D). Golongan ini disebut mauidzatun hasanah.
3. Golongan ketiga memiliki ciri-ciri yakni tingkat kecerdasannya di antara dua golongan tersebut. Golongan ini disebut mujadalah billati hiya ahsan.
Mengapa obyek dakwah dibagi ke dalam tiga golongan di atas? Ini berdasarkan hadis Rasul, "Kami diperintah, supaya berbicara kepada manusia menurut kadar aqal (kecerdasan mereka masing-masing)." [HR. Muslim]
Makna dakwah itu adalah "ud'unnas minazzulumati ilannuuril islam bil hikmah wal mauidzatil hasanah". Now, i know, apa maksud hikmah, dan bil hasanah. Saya rasa mujadalah billati hiya ahsan juga perlu ditambahkan dalam definisi dakwah tersebut.. (nanti bilang sama ustadnya ah..)
Pesan moral:
- Coba baca buku Fiqh Dakwah karya Mustafa Masyhur
- Anggap dakwah seperti seni, seni mengajak orang kepada jalan Allah. Rasanya akan sangat menyenangkan. Atau seperti dansa. Sebab, dansa tak bisa sendiri, minimal berdua.
Sang Murobbi
Buku ketiga yang saya baca adalah Sang Murobbi. Ini juga tak habis seutuhnya, hanya bab-bab yang aku rasa menarik. Ada satu bab yang masih saya ingat sampai sekarang. Bab itu berjudul lidah. Isinya tentang janji pembesar (baca: pemerintah) kepada rakyat. Banyak janji yang dibuat isinya hanya pembualan besar-besaran. Mungkin karena lidah tak bertulang. Coba kalau lidah manusia seperti lidah buaya yang berduri, setiap akan berbicara kita pasti berhati-hati.
Pesan moral:
- Natsir dan Rahmat Abdullah mirip ya? Sama-sama zuhud, dermawan, cerdas, dan sederhana.
- Lidah buaya adalah tanaman penyubur rambut, khasiatnya dikenal sejak dulu kala. Coba saja!
Buku terakhir adalah buku dongeng anak-anak. Mungkin karena sudah terbiasa ke Gramedia sejak SD dan selalu membaca dongeng, kali ini pun buku-buku macam itu tak ketinggalan kubaca. Aku membaca kisah Beauty and The Beast. Actually, nama tokoh utama wanitanya Belle, bukan Beauty. Kisahnya sama seperti kisah dongeng lain, ada (calon) putri dan pangeran. Hanya saja pangerannya tak tampan, melainkan serigala bermuka seram, sombong pula.
Pangeran ini dikutuk oleh peri karena ia meremehkan rakyat kecil. Sebagai hukuman, muka tampannya menjadi buruk rupa. Namun, sang pangeran diberi tenggat waktu. Ia harus mencari seorang wanita yang mencintainya karena hatinya. Jika deadline lewat, ia akan menjadi raksasa serigala selama-lamanya (ketahuan bohongnya kan?).
Singkat cerita, ada seorang wanita desa bernama Belle. Ia tinggal di istana pangeran yang menyeramkan itu untuk menggantikan ayahnya yang ditawan oleh pangeran buruk rupa (di cerita tidak disebutkan siapa nama pangeran ini?). Belle kemudian bersahabat dengan pangeran tersebut. Tiba-tiba, ayahnya sakit sehingga Belle harus menjenguk ayahnya.
Setelah sampai di rumah, ada seorang pemuda tampan (tapi menyebalkan) yang memaksa Belle menikah dengannya. Belle tidak mau. Ia ingin kembali ke istana. Kemudian cerita berkembang jadi agak mistis yang intinya pemuda itu menyusul ke istana dan bertarung dengan pangeran serigala tersebut. Pangeran ini berhasil ditusuk oleh pemuda congkak yang menyukai Belle. Namun, karena bertarung di atap istana, pemuda yang arogan ini jatuh ke tanah (mungkin meninggal). Belle pun menangis.
Di tengah tangisnya, ia kemudian mengatakan betapa ia sangat mencintai pangeran itu. Tiba-tiba, (ini adalah bagian paling aneh, menurut saya), luka yang parah menjadi sembuh, dan ada sinar yang sangat terang. Tiba-tiba, pangeran yang berwajah buruk rupa menjadi tampan seperti sedia kala (how come?). Pangeran menjelaskan pada Belle kejadian yang sebenarnya. Belle dan pangeran itu pun menikah dan hidup bahagia selama-lamanya.
Dongeng anak kecil yang penuh mistis dan keanehan. Tapi, entah, dari dulu saya selalu suka. Dan selalu membacanya. Mungkin karena semangat perubahan dan kata-kata akhirnya..
Pesan moral:
- Bila ingin mengarang dongeng, gunakan nalar :p
- Carilah pria atau wanita yang baik hatinya dan bagus agamanya. Jika wajahnya tampan atau cantik dan hatinya baik (apalagi imannya selalu menanjak naik), itu bonus untuk anda. Terimalah!^_^
No comments:
Post a Comment