Monday, August 23, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XIII)

Kisah ini dicuplik dari artikelsunnah.blogspot.com

Khadijah binti Khuwailid adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini termaktub dalam sabda Rasulullah saw, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah saw. Menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad penyebaran agama Islam kepada seluruh umat manusia.

Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah. Karenanya, banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi. Abu Halah wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan akhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidaklah heran jika kaum Quraisy memberikan penghargaan dan penghormatan yang tinggi kepadanya.

Kekayaan yang berlimpah menjadikan Khadijah tetap berdagang. Akan tetapi, Khadijah merasa tidak mungkin jika semua dilakukan tanpa bantuan orang lain. Alangkah sulitnya jika dia harus terjun langsung dalam berniaga dan bepergian membawa barang dagangan ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas. Kondisi itulah yang menyebabkan Khadijah mulai mempekerjakan beberapa karyawan yang dapat menjaga amanah atas harta dan dagangannya.

Untuk hal itu, para karyawannya menerima upah dan bagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Walaupun pekerjaan itu cukup sulit, bermodalkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan pikiran yang didukung oleh pengetahuan dasar tentang bisnis dan kerjasama, Khadijah mampu menyeleksi orang-orang yang dapat diajak berbisnis. Itulah yang mengantarkan Khadilah menuju kesuksesan yang gemilang.

Khadijah memiliki seorang pegawai yang dapat dipercaya dan dikenal dengan nama Maisarah. Dia dikenal sebagai pemuda yang ikhlas dan berani sehingga Khadijah pun berani melimpahkan tanggung jawab untuk pengangkatan pegawai baru yang akan mengiring dan menyiapkan kafilah, menentukan harga, dan memilih barang dagangan. Sebenarnya itu adalah pekerjaan berat, namun penugasan kepada Maisarah tidaklah sia-sia.

Kaum Quraisy tidak mengenal pemuda mana pun yang wara', takwa, dan jujur selain Muhammad bin Abdullah. Sejak usia lima belas tahun Muhammad telah diajak oleh Maisarah untuk menyertainya berdagang.

Seperti biasa, Maisarah menyertai Muhammad ke Syam untuk membawa dagangan Khadijah, keduanya memang telah sepakat untuk bekerja sama. Perniagaan mereka ketika itu memberikan keuntungan yang sangat banyak sehingga Maisarah membawa kembali modalnya dengan berlipat ganda. Maisarah mengatakan bahwa keuntungan yang mereka peroleh itu berkat Muhammad yang berniaga dengan penuh kejujuran.

Maisarah menceritakan kejadian aneh selama melakukan perjalanan ke Syam dengan Muhammad. Selama perjalanan, dia melihat gulungan awan tebal yang senantiasa mengiringi Muhammad yang seolah-olah melindungi beliau dari sengatan matahari. Dia pun mendengar seorang rahib yang bernama Buhaira, yang mengatakan bahwa Muhammad adalah laki-laki yang akan menjadi nabi yang ditunggu-tunggu oleh orang Arab sebgaimana telah tertulis dalam Taurat dan Injil.

Cerita-cerita tentang Muhammad itu meresap ke dalam jiwa Khadijah. Pada dasarnya Khadijah pun telah merasakan adanya kejujuran, amanah, dan cahaya yang senantiasa menerangi wajah Muhammad. Perasaan Khadijah itu menimbulkan kecenderungan terhadap Muhammad di dalam hati dan pikirannya. Setelah itu dia mengutus Nafisah, saudara perempuan Ya’la bin Umayyah untuk meneliti lebih jauh tentang Muhammad.

Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Muhammad sehingga ia tidak mempedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya.

Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal. Ia berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat ke mana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku."

Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahawa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Khadijah pun menjatuhkan pilihannya pada Muhammad, Al-Amin, yang terpercaya.

Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah. Maka, dengan salah seorang pamannya, Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang Khadijah. Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Muhammad.

Diantara keutamaan Khadijah adalah:
1. Bersama Rasulullah, Khadijah akan mendampinginya memasuki surga.
2. Sangat lembut terhadap suami dan anak-anaknya.
3. Memiliki rasa cinta yang luar biasa.
4. Memiliki pengorbanan yang sulit ditandingi oleh wanita lain.
5. Satu-satunya wanita kaya raya yang diperebutkan para petinggi Quraisy.
6. Wanita yang sangat cantik dan luar biasa setia.
7. Sangat mengerti cara menemani suaminya.
8. Istri sholehah yang menjaga kehormatannya meski memegang posisi sebagai direktur utama.
9. Menjadi contoh dari keluarga yang sakinah.

Semoga kita bisa menjadi seperti beliau, wanita yang luar biasa setia dalam perjuangannya. Karena kebahagiaan adalah kesetiaan. Kesetiaan atas kecintaan berbagi dan ketulusan untuk selalu berbuat baik.

"Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Iran dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk."
-Khadijah binti Khuwailid-

No comments: