Saturday, February 25, 2012

Belajar dari Muallaf

Seorang mantan misionaris datang tepat waktu ke pengajian di Johar Baru hari ini. Namanya Bernard Abdul Jabbar. Menurut ustadz dengan 9 anak ini, namanya penuh sejarah. "Bernard itu nama baptis saya, artinya berani" kata Ustadz Bernard. "Sementara Abdul Jabbar adalah nama saya setelah memeluk Islam, artinya hamba Allah yang perkasa," lanjutnya.

Ustadz Bernard banyak menceritakan tentang lika-liku hidupnya semasa menjadi misionaris. Katanya, semenjak menjadi misionaris ia banyak belajar tentang Islam, dengan tujuan memurtadkan penganut agama Islam. Namun, hidayah Allah datang pada dirinya. Ustadz Bernard kemudian menjadi muallaf dan memeluk agama Islam 11 tahun yang lalu. Ia meninggalkan jabatan karirnya dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan keyakinan hatinya.

Ustadz Bernard mengatakan bahwa hidup bahagia bisa diperoleh dengan mudah: Bersyukur dan istiqamah dalam kesyukurannya.

Ustadz Bernard juga menyampaikan bahwa tradisi meminta umur panjang itu seharusnya tidak dilakukan. Sebab, hanya iblis yang meminta umurnya dipanjangkan agar bisa menggoda umat manusia sebanyak-banyaknya ikut ke dalam neraka. "Bukan panjang umur yang kita pinta, melainkan kemanfaatan umur, dijauhkan dari kerusakan umur," tuturnya. Namun, bila ada orang yang mendoakan kita umur yang panjang selayaknya kita aminkan sebab doa umur yang panjang dari seseorang, asal bukan dari diri sendiri, adalah bentuk kebaikan.

Semua orang yang beriman pasti ingin masuk ke dalam surga sebab surga adalah ujung ganjaran dari ibadah-ibadah yang telah kita lakukan. Ada tiga syarat, kata Ustadz Bernard yang harus dipenuhi bila ingin masuk syurga:
1. Mati
Tidak akan bisa merasakan surga bila ia masih hidup di dunia, siapapun orangnya. Yaiyalah ustadz, ada-ada saja!
2. Berjihad di jalan Allah, termasuk para pencinta ilmu
3. Sabar

Sebenarnya, setiap manusia telah berislam bahkan sejak sebelum lahir ke dunia. Allah menyatakan hal ini dalam Qur'an Surat Al-A'raf ayat 172:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),"Bukankah aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul, Engkau (Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini."

Karena itu, tidak ada istilah anak haram. Yang menjadikan anak itu menjadi begini atau begitu adalah orang tuanya.

Menjadi seorang muslim sudah tentu memiliki kewajiban yang harus dijalankan. Kewajiban-kewajiban itu adalah:
1. Berislam dengan kaffah (sempurna)
2. Belajar tentang Islam
3. Memahami ajaran agama Islam
4. Mengamalkan ajaran Islam
5. Berdakwah
Seutama-utama jihad adalah menyerukan kebenaran di tengah-tengah pemimpin yang zalim.

Banyak dari umat Islam yang tidak tahu tentang sunnah-sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Potong kuku, misalnya. Ustadz yang hobi memanjangkan janggut ini--katanya memelihara janggut juga termasuk sunnah--menggambarkan bahwa memotong kuku sebaiknya dilaksanakan hari Jumat, dimulai dari tangan kanan, dan dilakukan dari telunjuk, jari tengah, jari manis, kelingking, dan jempol. Untuk tangan kiri dimulai dari kelingking menuju jempol, begitu juga dengan kaki kanan dan kaki kiri.

Begitu pula dengan mandi, tidur, atau makan. Ada adab-adab yang telah dijelaskan. Subhanallah! Islam mengatur manusia hingga ke dalam sendi-sendi kehidupan pribadi dengan mendetail.


Ustadz Bernard menceritakan bahwa dengan menjadi misionaris ia belajar bahasa Arab dan menghapal Qur'an. Saat ini dirinya sudah menghapal 29 juz. Katanya, seorang misionaris wajib hukumnya mempelajari Islam dan menghapal Qur'an. Jika seorang misionaris saja mampu menghapal Qur'an berjuz-juz, bagaiman dengan kita, seorang muslim yang akrab dengan Qur'an setiap harinya?

Ayo semangat belajar Al-Qur'an!

No comments: