Seandainya
orang jatuh ke dalam lubang singa dan dicabik-cabik, sebabnya bukanlah
karena singa itu lapar--percayalah, hewan-hewan di kebun binatang diberi
makan cukup--atau haus darah, melainkan karena orang tersebut telah
melanggar teritorinya.
Itu
sebabnya pelatih singa sirkus harus selalu masuk paling dulu ke dalam
arena, dengan disaksikan singa-singa asuhannya.Dengan demikian, dia
menunjukkan bahwa arena tersebut merupakan teritorinya, bukan teritori
singa-singa itu; dan ini dia tekankan dengan cara berseru-seru,
berkeliling sambil mengentak-entakkan kaki, dan dengan melecutkan
cambuknya. Singa-singa itu jadi terkesan dibuatnya. Mereka menyadari
betul posisi mereka yang lebih rendah daripadanya. Perhatikan bagaimana
mereka masuk ke dalam arena: para predator perkasa ini, "si raja-raja
hutan", masuk dengan ekor terjuntai rendah dan selalu berjalan di tepi
arena, yang sengaja dibuat bundar supaya tidak ada tempat bersembunyi
bagi mereka. Makhluk di hadapan mereka ini sangatlah dominan, makhluk
super-alfa, dan mereka harus patuh pada semua perintahnya. Maka
singa-singa ini membuka mulut lebar-lebar, duduk tegak, melompati
gelang-gelang berlapis kertas, merangkak di dalam pipa-pipa, berjalan
mundur, berguling-guling. "Makhluk ini aneh sekali," pikir mereka
bingung. "Belum pernah kami melihat singa hebat seperti dia. Tapi
bolehlah dia jadi pemimpin. Dia selalu punya makanan untuk kami
dan--jujur saja,teman-teman--segala tingkah polahnya membuat kita sibuk.
Lama-kelamaan bosan juga tidur terus-menerus. Setidaknya kita tidak
disuruh naik sepeda seperti beruang-beruang cokelat, atau menangkap
lemparan-lempara piring seperti simpanse.
Tapi
si pelatih sebaiknya memastikan dia tetap menjadi si makhluk
super-alfa. Kalau sampai derajatnya turun menjadi "beta", bisa fatal
akibatnya. Kebanyakan perilaku tidak ramah dan agresif binatang
merupakan ekspresi perasaan tidak aman secara struktur sosial. Binatang
di hadapanmu harus tahu persis kedudukannya, apakah dia lebih tinggi
atau lebih rendah daripada kau. Kedudukan sosial merupakan kunci bagi
binatang tersebut dalam menjalani hidupnya. Kedudukannya akan menentukan
dengan siapa saja dia boleh bergaul, dan dalam kapasitas apa; di mana
dan kapan dia boleh makan; di mana dia boleh beristirahat, boleh minum,
dan seterusnya. Sebelum binatang itu tahu persis kedudukannya, hidupnya
merupakan neraka anarki yang tak tertahankan. Dia akan gugup, cepat
marah, dan berbahaya. Untunglah bagi si pelatih sirkus, sebab penentu
kedudukan sosial di antara binatang-binatang yang lebih besar tidak
selalu didasarkan pada ukuran kekuatan semata-mata. Hediger (1950) pernah berkata, "Saat dua makhluk berhadap-hadapan, makhluk yang bisa mengintimidasi lawannya diakui sebagai yang lebih superior kedudukan sosialnya, sehingga penentu kehidupan ini
tidak selalu bergantung pada perkelahian; dalam beberapa situasi, satu
pertemuan saja sudah cukup." Kata-kata bijak dari orang yang mengerti
betul tentang binatang. Mr. Hediger telah bertahun-tahun menjadi
direktur kebun binatang, pertama-tama di Kebun Binatang Basel, kemudian di Kebun Binatang Zurich. Dia sangat memahami tingkah polah binatang.
Singa-singa
itu mesti dikalahkan dengan otak, bukan dengan kekuatan. Pelatih sirkus
menggunakan pendekatan psikologis untuk dianggap sebagai makhluk dengan
kedudukan lebih tinggi. Lingkungan yang asing bagi binatang yang
bersangkutan, sikap tubuh si pelatih yang tegak, gerak-geriknya yang
tenang, sorot matanya yang mantap, langkah majunya yang tidak kenal
takut, aumannya yang aneh (misalnya dengan melecutkan cambuk atau
meniupkan peluit)--faktor-faktor inilah yang memenuhi pikiran si
binatang, membuatnya ragu dan takut, dan memberi penjelasan kepadanya
tentang kedudukannya; justru memang hal itulah yang ingin diketahuinya.
Setelah merasa puas, si makhluk nomor dua akan surut mundur, dan si
nomor satu akan berbalik menghadap penonton sambil berseru, "Kita
teruskan pertunjukan ini! dan sekarang, saudara-saudara melompati
lingkaran api sungguhan.
Disadur dari Life of Pi karya Yann Martel.
ps. If animals have their own territory, so i as human being have my own territory
No comments:
Post a Comment