Tuesday, August 31, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XXI)

"Bukankah Dia (Allah) yang Menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air dari langit untukmu, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah? Kamu tidak akan mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran)."

"Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengukuhkannya) dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui."

"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan dan menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah (pemimpin) di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sedikit sekali (nikmat Allah) yang kamu ingat."

"Bukankah Dia (Allah) yang memberi petunjuk kepada kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan dan yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmat-Nya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Maha Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan."

"Bukankah Dia (Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, "Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar."

"Katakanlah (Muhammad), "Tidak ada sesuatu pun di langit maupun di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka dibangkitkan.""

"Bahkan pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana). Bahkan mereka ragu-ragu tentangnya (akhirat itu). Bahkan mereka buta tentang itu."

QS. An-Naml ayat 60-66

ps. Akhirnya, jadwal yang sudah disusun rapi bentrok juga, bingung ya Allah @_@

Monday, August 30, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XX)

Rasa nyaman selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami seringkali tidak tahu kalau kami sudah terjebak oleh perasaan nyaman itu. Padahal di luar sana, di tengah hujan deras, petir, guntur, janji kehidupan yang lebih baik boleh jadi sedang menanti. Kami justru sedang bertahan di pondok reot dengan atap rumbia yang tampias di mana-mana, merasa nyaman, selalu mencari alasan untuk berkata tidak atas perubahan, selalu berkata 'tidak'..

Rasa takut juga selalu membuat orang-orang sulit berubah. Celakanya, kami seringkali tidak tahu kalau hampir semua yang kami takuti hanyalah sesuatu yang bahkan tidak pernah terjadi... Kami hanya gentar oleh sesuatu yang boleh jadi ada, boleh jadi tidak. Hanya mereka-reka, lantas menguntai ketakutan itu, bahkan kami tega menciptakan sendiri rasa takut itu, menjadikannya tameng untuk tidak mau berubah...

Hati manusia kadang suka mengeluh karena memang begitu kodratnya. Kita terkadang takut mengejar impian-impian kita yang paling berharga, sebab kita merasa tidak layak mendapatkannya. Atau kita jauh berpikir kita tak akan pernah bisa mewujudkannya. Kita, menjadi takut bila memikirkan orang-orang tercinta yang pergi selamanya, atau saat-saat yang mestinya indah ternyata tidak, atau harta karun yang mungkin bisa ditemukan tapi justru terkubur selamanya. Sebab, saat hal itu terjadi hati kita sangat menderita.

Allahumma inni a'udzubika minal hammi wal hazan, wa a'udzubika minal ajzi wal kasal, waa'udzubika minal jubni wal bukhli, wa a'udzubika min gholabatid dayni wa qohrir rijaal..

Dikutip dari Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.

Ayo, semangat berubah! Menuju arah yang lebih baik, insya Allah! :)

ps. Anggota DPR itu memang sudah berubah, sayangnya ke arah yang lebih buruk. Coba lihat betapa drastis penurunan kehadirannya di Gedung DPR! Parahnya lagi, hari ini aku mendengar seorang gubernur (tetangga) menghabiskan 1,5 M hanya untuk kartu lebaran. Pakai perangko dan biaya pos pula. Alohaaa, jaman sudah canggih Pak, teknologi maju, atau mungkin di daerahnya tak ada lagi rakyat miskin! What a tremendous waste!

ps2. Ya Allah, saya ingin sekali buka usaha, bantu saya ya Allah 3x.. aaamiiin..

Sunday, August 29, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XIX)

Dari Utsman ra, Rasulullah saw bersabda, "Sebaik-baik kamu sekalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan orang yang mengajarkannya." [HR. Bukhari]

Ada lima nilai ketika kita membaca dan menadabburi Al-Qur'an, yaitu:

1. Bentuk ibadah kepada Allah. Membaca Al-Qur'an adalah perintah Allah. QS. Al-Muzzamil ayat 4 menjelaskan hal ini

"Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan."

2. Memperkuat keimanan. Rasulullah saw mengibaratkan mukmin yang tidak pernah membaca Qur'an sebagai bangunan yang reyot dan rumah yang kumuh.

3. Menyucikan jiwa.
Ayat-ayat Qur'an berfungsi untuk menyucikan jiwa yang terkadang orang yang bersangkutan tidak menyadari ada penyakit dalam jiwanya.

4. Meluruskan pola pikir manusia.
Kemampuan akal manusia, betapapun jeniusnya, tetap terbatas. Karena itu sesuatu yang semula dinyatakan benar oleh akal belakangan dibatalkan oleh akal yang sama. Maka untuk ini manusia membutuhkan panduan akalnya dan inilah salah satu fungsi Al-Qur'an.

5. Mengenal syariat Allah. QS. Al-Baqarah ayat 2 menyebutkan

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)..."

Untuk mengenal dan memahami syariat yang Allah tetapkan pada alam semesta, seseorang harus dengan rendah hati mau merujuk kepada firman Allah swt ini.

"Hidup di bawah naungan Al-Qur'an itu sungguh nikmat. Satu kenikmatan yang tidak bisa diketahui kecuali oleh orang yang menjalani hidup di bawah naungan Al-Qur'an itu sendiri. Satu kenikmatan yang bisa mengangkat harkat umur, membawa pada keberkahan, dan menyucikannya."
-Sayyid Quthb, Fii Zhilalil Qur'an-

Mari memelajari Al-Qur'an! :)

ps. Hiks, i missed Kakek Gepeto's speech

Saturday, August 28, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XVIII)

Kepada-Mu
karya Helvy Tiana Rosa

Ketika bahasa tak lagi percaya pada kata
Apakah yang masih bisa kita ucap?
: Cinta

Ketika wajahmu tak lagi menampakkan
Kening, mata, hidung, dan mulut
Apakah yang masih bisa kukecup?
: Doa

Friday, August 27, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XVII)

Rasulullah saw bersabda, "Ada empat golongan yang dirindukan surga:

1. Yang membiasakan tadarus Qur'an
2. Yang menjaga lisan
3. Yang memberi makan orang yang lapar
4. Yang berpuasa Ramadhan"

Semoga kita termasuk salah satunya, aaamiiin..

ps. Perilaku orang mukmin itu indah, bila ia mendapat kenikmatan ia bersyukur dan bila mendapat ujian ia bersabar. Ya Allah, jadikanlah aku bagian dari orang-orang mukmin, mari belajar ikhlas, mari belajar syukur, mari belajar sabar! :)

Thursday, August 26, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XVI)

Mengapa kita, manusia harus beribadah pada Allah swt?

1. Ibadah, baik hablum minallah maupun hablum minannas adalah ungkapan rasa syukur kita kepada Allah swt atas berbagai nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Orang yang tidak pernah beribadah berarti ia ingakr atau kufur terhadap nikmat Allah. Seperti terdapat dalam QS. Ibrahim ayat 7:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."

2. Beribadah kepada Allah adalah suatu pola yang berbeda dari makhluk lain.

3. Beribadah kepada Allah akan melahirkan ketentraman hati dan ketenangan batin.

4. Beribadah kepada Allah akan melahirkan kemuliaan baik di mata manusia maupun di mata Sang Pencipta.

"Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan shalat, mereka yang tetap setia melaksanakan shalatnya."
-QS. Al-Ma'aariij: 19-23-

Wednesday, August 25, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XV)

Suatu hari Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya dan kemudian beliau memberikan pertanyaan teka-teki.

Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid 1 : Orang tua
Murid 2 : Guru
Murid 3 : Teman
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu adalah janji Allah swt bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Surah Ali-Imran : 185).

Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : Negeri Cina
Murid 2 : Bulan
Murid 3 : Matahari
Iman Ghazali : Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Imam Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : Gunung
Murid 2 : Matahari
Murid 3 : Bumi
Imam Ghazali : Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf : 179).

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah SWT) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah SWT), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah SWT). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai”.

Imam Ghazali : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : Baja
Murid 2 : Besi
Murid 3 : Gajah
Imam Ghazali : Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Ahzab : 72).

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[*] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh”.

[*]: Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allad SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka karena gagal memegang amanah.

Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : Kapas
Murid 2 : Angin
Murid 3 : Debu
Imam Ghazali : Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan sholat.

Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?”
Murid-murid dengan serentak menjawab : Pedang
Imam Ghazali : Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Tuesday, August 24, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XIV)

Teman, masihkah kamu ingat ketika beberapa tahun lalu ketika Presiden Gloria Arroyo dari Filipina mempertaruhkan jabatan ketika seorang warganya yang menjadi supir truk di Irak ditawan oleh sebuah kelompok bersenjata? Arroyo mengambil resiko dengan membantah larangan Presiden George Bush yang tak menginginkan ada negosiasi dengan para penculik yang disebutnya teroris. Hanya satu nyawa, teman! Dan seorang supir truk pula.

Maaf bukan maksudku mengatakan bahwa hidup seorang supir truk tak boleh dibela mati-matian. Aku hanya membandingkan dengan kabar kematian para pekerja kita di luar negeri yang terus mengalir hampir setiap hari. Baik karena bunuh diri, disiksa, diperkosa, dihinakan harkat martabatnya senista-nistanya. Nyawa-nyawa itu pergi tanpa penghormatan yang layak sebagai manusia.

Siapa di antara para pejabat kita yang berani mempertaruhkan jabatan dan kursi untuk membela hak hidup mereka? Kita beri mereka gelar-gelar palsu seperti pahlawan devisa, pahlawan kampung halaman, untuk menyembunyikan karakter kita sebagai bangsa lintah berkepala manusia sedalam-dalamnya.

Rasanya aku sudah lelah tentang sikap para pejabat kita dalam menanggapi kematian demi kematian para pekerja kita di luar negeri. Aku tak bisa membayangkan bagaimana sepinya hidup yang terenggut berkali-kali seperti mereka. Hidup jauh dari keluarga, berjuang setengah mati di negeri orang, dan mendapat siksaan bertubi-tubi. Seberat-beratnya hidupku jauh lebih berat hidup mereka.

Negeri kita compang-camping Teman! Orang-orang sepertiku banyak berharap pada orang-orang sepertimu. Aku tahu bukan hal mudah bagimu untuk mengubah keadaan. Tapi setiap kali kau putus asa dan ingin menyerah terhadap keadaan, bayangkanlah seekor hiu di cangkir kopimu. Tak pernah ada yang abadi di dunia ini, tak juga kekuasaan yang pernah begitu ditakuti. Semoga kita semua selalu sehat dalam lindungan Allah swt.

Jakarta, 14 Ramadhan 1431 H
Dikutip (dengan sedikit perubahan) dari cerpen Seekor Hiu di Cangkir Kopi karya Akmal Nasery Basral.

Monday, August 23, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XIII)

Kisah ini dicuplik dari artikelsunnah.blogspot.com

Khadijah binti Khuwailid adalah sebaik-baik wanita ahli surga. Ini termaktub dalam sabda Rasulullah saw, “Sebaik-baik wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah saw. Menjadi wanita pertama yang menjadi Ummahatul Mukminin, serta turut merasakan berbagai kesusahan pada fase awal jihad penyebaran agama Islam kepada seluruh umat manusia.

Khadijah adalah wanita yang hidup dan besar di lingkungan suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah. Karenanya, banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi. Abu Halah wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan suku Quraisy.

Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan akhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidaklah heran jika kaum Quraisy memberikan penghargaan dan penghormatan yang tinggi kepadanya.

Kekayaan yang berlimpah menjadikan Khadijah tetap berdagang. Akan tetapi, Khadijah merasa tidak mungkin jika semua dilakukan tanpa bantuan orang lain. Alangkah sulitnya jika dia harus terjun langsung dalam berniaga dan bepergian membawa barang dagangan ke Yaman pada musim dingin dan ke Syam pada musim panas. Kondisi itulah yang menyebabkan Khadijah mulai mempekerjakan beberapa karyawan yang dapat menjaga amanah atas harta dan dagangannya.

Untuk hal itu, para karyawannya menerima upah dan bagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan. Walaupun pekerjaan itu cukup sulit, bermodalkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan pikiran yang didukung oleh pengetahuan dasar tentang bisnis dan kerjasama, Khadijah mampu menyeleksi orang-orang yang dapat diajak berbisnis. Itulah yang mengantarkan Khadilah menuju kesuksesan yang gemilang.

Khadijah memiliki seorang pegawai yang dapat dipercaya dan dikenal dengan nama Maisarah. Dia dikenal sebagai pemuda yang ikhlas dan berani sehingga Khadijah pun berani melimpahkan tanggung jawab untuk pengangkatan pegawai baru yang akan mengiring dan menyiapkan kafilah, menentukan harga, dan memilih barang dagangan. Sebenarnya itu adalah pekerjaan berat, namun penugasan kepada Maisarah tidaklah sia-sia.

Kaum Quraisy tidak mengenal pemuda mana pun yang wara', takwa, dan jujur selain Muhammad bin Abdullah. Sejak usia lima belas tahun Muhammad telah diajak oleh Maisarah untuk menyertainya berdagang.

Seperti biasa, Maisarah menyertai Muhammad ke Syam untuk membawa dagangan Khadijah, keduanya memang telah sepakat untuk bekerja sama. Perniagaan mereka ketika itu memberikan keuntungan yang sangat banyak sehingga Maisarah membawa kembali modalnya dengan berlipat ganda. Maisarah mengatakan bahwa keuntungan yang mereka peroleh itu berkat Muhammad yang berniaga dengan penuh kejujuran.

Maisarah menceritakan kejadian aneh selama melakukan perjalanan ke Syam dengan Muhammad. Selama perjalanan, dia melihat gulungan awan tebal yang senantiasa mengiringi Muhammad yang seolah-olah melindungi beliau dari sengatan matahari. Dia pun mendengar seorang rahib yang bernama Buhaira, yang mengatakan bahwa Muhammad adalah laki-laki yang akan menjadi nabi yang ditunggu-tunggu oleh orang Arab sebgaimana telah tertulis dalam Taurat dan Injil.

Cerita-cerita tentang Muhammad itu meresap ke dalam jiwa Khadijah. Pada dasarnya Khadijah pun telah merasakan adanya kejujuran, amanah, dan cahaya yang senantiasa menerangi wajah Muhammad. Perasaan Khadijah itu menimbulkan kecenderungan terhadap Muhammad di dalam hati dan pikirannya. Setelah itu dia mengutus Nafisah, saudara perempuan Ya’la bin Umayyah untuk meneliti lebih jauh tentang Muhammad.

Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Muhammad sehingga ia tidak mempedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya.

Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu Waraqah bin Naufal. Ia berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat matahari berputar-putar di atas kota Mekkah, lalu turun ke arah bumi. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat ke mana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. Cahayanya yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku."

Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahawa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Khadijah pun menjatuhkan pilihannya pada Muhammad, Al-Amin, yang terpercaya.

Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah. Maka, dengan salah seorang pamannya, Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang Khadijah. Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Muhammad.

Diantara keutamaan Khadijah adalah:
1. Bersama Rasulullah, Khadijah akan mendampinginya memasuki surga.
2. Sangat lembut terhadap suami dan anak-anaknya.
3. Memiliki rasa cinta yang luar biasa.
4. Memiliki pengorbanan yang sulit ditandingi oleh wanita lain.
5. Satu-satunya wanita kaya raya yang diperebutkan para petinggi Quraisy.
6. Wanita yang sangat cantik dan luar biasa setia.
7. Sangat mengerti cara menemani suaminya.
8. Istri sholehah yang menjaga kehormatannya meski memegang posisi sebagai direktur utama.
9. Menjadi contoh dari keluarga yang sakinah.

Semoga kita bisa menjadi seperti beliau, wanita yang luar biasa setia dalam perjuangannya. Karena kebahagiaan adalah kesetiaan. Kesetiaan atas kecintaan berbagi dan ketulusan untuk selalu berbuat baik.

"Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Iran dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk."
-Khadijah binti Khuwailid-

Sunday, August 22, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XII)

Tausiyah Tarawih di Masjid hari ini benar-benar menyindirku. Anak panah tepat meluncur dalam nurani seseorang dan meninggalkan bekas.

Rasulullah saw pernah kedatangan seorang tamu yang tak berhasil ditemuinya. Rasulullah menjelaskan bahwa tamu itu adalah penghuni langit (sangat terkenal di langit). Rasulullah saw bersabda: “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya. Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Berapapun banyaknya harta yang kita beri, pertolongan yang kita bagi, semua itu takkan pernah mampu mengalahkan kasih sayang ibu dan ayah kita. Sudahkah kita berbakti padanya?

"Lalu apa yang akan terjadi wahai Tuhanku? Kalau Muhammad ditakdirkan tumbuh besar sendirian, menjalani hidupnya seorang diri tanpa seorang ayah atau ibu, maka apakah itu berarti bahwa aku tidak akan berada di sisinya saat ia tumbuh dewasa meraih harapannya? Tentu aku akan menyusul Abdullah sebentar lagi agar takdir anak ini menjadi sempurna. Ia akan melihat figur seorang bapak di wajah setiap laki-laki dan melihat figur seorang ibu di wajah setiap perempuan. Semuanya akan dilihat sama.”
—Siti Aminah, ibunda Rasulullah

Saturday, August 21, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XI)

Saat mi'raj seorang mukmin adalah shalat.

Shalat, kata Sayyid Quthb, adalah hubungan langsung antara manusia yang fana dan kekuatan yang abadi. Ia adalah waktu yang telah dipilih untuk pertemuan setetes air yang terputus dengan sumber yang tak pernah kering. Ia adalah kunci perbendaharaan yang mencukupi, memuaskan, dan melimpah. Ia adalah pembebasan dari batas-batas realita bumi yang kecil menuju realita alam raya. Ia adalah angin, embun, dan awan di siang hari di siang hari bolong nan terik. Ia adalah sentuhan yang lembut pada hati yang letih dan payah.

Maka shalat adalah rehat.

dikutip dari buku Jalan Cinta Para Pejuang karya Salim A. Fillah

Hayya 'alash sholah.. Hayya 'alal falah..

Friday, August 20, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari X)

Berhala Kekhusyuan
Dikutip dari Jalan Cinta Para Pejuang karya Salim A. Fillah

Seorang musafir berhenti di sebuah masjid. Ia lelah, gerah, penat, pegal, dan pening. Terlebih, sepanjang jalan ia merasa sepi di tengah ramai, dan asing di tengah khalayak. Di masjid itu ia menemukan ketenangan. Wudhunya serasa membasuh seluruh jiwa raga. Ketika air itu menyapu, ia seperti bisa melihat noktah-noktah hitam dosanya luntur berleleran, mengalir hanyut bersama air.

Dalam shalatnya ia benar-benar merasa berdiri di hadapan Sang Pencipta. Tiap bacaannya seolah dijawab oleh-Nya. Ia merasakan getar keagungan. Ini pertama kalinya ia bisa terisak-isak dalam sujudnya. Hatinya diselimuti perasaan tenteram, sejuk, penuh makna. Dia merasakan sebuah ekstase.

Saat lain ia lewat di masjid itu. Ia memang sengaja ingin shalat di sana. Ia rindu kekhusyukannya. Masjid ini memancarkan keagungan. Pilar-pilarnya tegak kokoh, berlapis marmer kelabu. Kolom-kolom setengah lingkarannya manis dengan ukiran geometris. Lampu-lampunya remang dibingkai logam mengilat bersegi delapan. Lantainya lembut menyambut tiap sujud, dingin menyejukkan khas granit hitam.

Ia memilih shalat di sebalik tiang berbalut kuningan yang berukir ayat suci. Ia mencoba menghayati shalatnya. Tapi aneh. Kali ini, ia tak menemukan getar itu. Ia kehilangan kekhusyukannya. Benar. Ia kehilangan semua perasaan itu. Tak ada ekstase. Tak ada kelezatan ruhani. Tak setitikpun air matanya sudi meleleh. Dalam sesal ia menguluk salam. Ke kanan, lalu ke kiri. Dan matanya menumbuk terjemah sebuah kaligrafi di dinding selatan.

Terbaca olehnya, ”Barangsiapa mencari Allah, ia mendapatkan kekhusyukan. Barangsiapa mengejar kekhusyukan, ia kehilangan Allah.”

Alangkah malang para penyembah kekhusyukan. Khusyuk menjadi tujuan, bukan sarana menuju Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Maka perhatian utama dalam shalatnya terletak pada bagaimana caranya agar khusyuk, atau setidaknya terlihat khusyuk. Ayuhai, andai kau tahu bagaimana Sang Nabi dan sahabat-sahabatnya shalat. Mereka mendapatkan kekhusyukan bukan karena mencarinya. Mereka khusyuk karena shalat benar-benar perhentian dari aktivitas maha menguras di sepanjang jalan cinta para pejuang. Mereka khusyuk karena payahnya diri dan kelelahan yang membelit melahirkan rasa kerdil dan penghambaan sejati.

Thursday, August 19, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari IX)

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw perihal dosa besar. Beliau bersabda, "Kamu menjadikan Allah tandingan, padahal Allah yang menciptakan kamu." Kemudian apalagi? Rasulullah menjawab, “Membunuh anak-anak karena khawatir atas tanggung-jawab memberi makan.” Kemudian orang itu masih bertanya apalagi dosa besar lainnya. Nabi Muhammad saw menjawab, “Berzina dengan istri tetangga.” (HR. Bukhari-Muslim)

Perlu diingat bahwa berzina saja sudah merupakan dosa besar. Disamping itu, seorang mukmin wajib melindungi keluarga tetangganya. Maka, berbuat zina dengan tetangga berarti melakukan kejahatan ganda.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 31:

"Apabila kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."

Salah satu cara menghapus dosa kecil adalah dengan berwudhu. Ketika seseorang berwudhu, membasuh bagian-bagian kepala dan anggota badan, maka dosa-dosa yang berhubungan dengan bagian-bagian yang dibasuhnya itu pun hanyut oleh air wudhu bagaikan dedaunan kering di pepohonan yang berguguran diterpa angin.

Sayangnya, banyak umat muslim yang berwudhu hanya sekedar membasuh bukan mencuci. Padahal Allah swt menjelaskan wudhu dalam QS. Al-Maidah ayat 6:

"Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

Banyak umat muslim yang bukannya menyapu kepala malah mengusapnya. Even, sampai enam kali. Sisi depan dua kali, samping dua kali, belakang dua kali. Kaki juga seharusnya dibasuh bukannya sekedar dibasahi di bawah air yang mengalir deras. Semoga kita termasuk dari hamba-Nya yang menjaga wudhu dan melakukan wudhu dengan sempurna, aaamiiin.

ps. Kenapa kita selalu abai melihat pola yang berulang? Kita mendambakan baiti jannati tapi yang terjadi malah baiti naari. Rumah yang penuh gejolak, amarah, dan luka. Ya Allah, lindungilah aku dari nafsu untuk memegang kekuasaan tanpa henti. Lindungi juga negeri ini dari pemimpin yang zhalim. Sholeh. Harusnya setiap pejabat berlomba-lomba menjadi pribadi ini.

Wednesday, August 18, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari VIII)

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Tetapi, jika kamu menyimpang (dari jalan Allah) sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa dan Maha Bijaksana."
-Al Baqarah: 208-209-

Dan kaffah itu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang beriman. Seperti beratnya langkah saya untuk datang tarawih ke masjid hari ini. Buat saya, Ustadz Mubin adalah ujian terberat untuk melakukan tarawih di Al-Muhajirin. Syukron Pak! :D

Tuesday, August 17, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari VII)

Kadang-kadang saya bertanya, iman saya termasuk jenis mana, emas, perak, atau besi. Sedikit digilas waktu sudah berkarat. Ditambah ujian yang berat menjadi rapuh penuh kerak. Beberapa ujian yang melunturkan iman adalah:

1. Masalah yang berkaitan dengan anak
Nabi Ibrahim as adalah contoh terbaik dalam hal ini. Bayangkan ketika seorang ayah yang mendamba memiliki anak diharuskan untuk menyembelihnya saat belum lama bertemu. Tapi, ia ikhlas akan hal ini dan berkat keikhlasannya lahirlah ibadah menyembelih kurban hingga saat ini.
2. Berjilbab
3. Zakat
Allah berfirman dalam QS. Ali Imran ayat 180 bahwa orang yang bakhil akan dikalungkan harta mereka di hari kiamat. Naudzubillah..
4. Melawan syahwat
Teladan terbaik dari hal ini adalah Nabi Yusuf as. Ia memegang prinsipnya untuk tidak melakukan perbuatan yang melanggar syariah.
5. Ujian menerima musibah
6. Ujian dari orang kafir

Semoga kita sabar dan ikhlas dalam menghadapi berbagai ujian yang diberikan Allah swt. Indikasi kesuksesan bukanlah banyaknya harta, gelar, atau pangkat tapi kedekatan kita dengan Sang Pencipta, Allah swt.

Monday, August 16, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari VI)

Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan tuga tingkatan puasa:

1. Puasa awam
Puasa awam adalah menahan lapar, dahaga, juga menahan diri dari mengikuti hawa nafsu.

2. Puasa khusus
Puasa khusus adalah menahan pendengaran, pendangan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan kita untuk tidak mengerjakan kemaksiatan. Misalnya menahan telinga kita untuk tidak mendengarkan kebohongan, atau menahan pandangan mata kita untuk tidak melihat hal-hal yang mendorong diri kita untuk berbuat kemaksiatan, serta menahan lisan kita untuk tidak berkata bohong pada orang lain.

3. Puasa khusus wa bil khusus
Puasa khusus wa bil khusus adalah puasa hati, yaitu menahan diri untuk memikirkan hal-hal duniawi, untuk tetap istiqomah dalam memikirkan Allah dan selalu mengingatnya. Jika mendapatkan kenikmatan tidak pernah lupa untuk selalu bersyukur dan jika mendapat musibah tidak pernah mengeluh. Inilah derajat tertinggi dari puasa. Semoga kita bisa meraihnya. Aaamiiin..

ps. Ada doa yang selalu diucapkan Rasulullah ketika tasyahud akhir: Allahumma a'inni 'ala dzikrika, wa syukrika wa husni 'ibadatik. Allahumma inni 'audzubika min 'adzabil qobri wamin fitnatil mahya wamaati wa min fitnatil masihiddajjal

Sunday, August 15, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari V)

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulul Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Rasul dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
-QS. An-Nisa': 59-

ps. Manusia hidup itu sudah ada garis dan ketentuannya. Tidak baik mengingkari tanda-tanda yang diisyaratkan Allah kepada kita. Tanda-tanda itu ada dimana-mana. Kita memang harus peka dengan sekitar kita. Kesempatan itu datang dari Allah dan pilihan itu ada pada manusia. -Bintang Jatuh, tapi saya nggak pernah percaya sama bintang jatuh, musyrik!-

Saturday, August 14, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari IV)

Tahu doa sapujagat kan? Saya suka membacanya setelah semua doa saya panjatkan. Saya khusus menempatkannya di akhir bacaan doa-doa saya. Doa yang menurut saya sangat indah, semua keinginan saya tercakup di dalamnya.

Doa ini terdapat dalam QS. Al-Baqarah ayat 201:
"Dan di antara mereka ada yang berdoa, "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka."

Rasulullah saw menyebut doa sebagai otak ibadah. Mengapa? Karena di setiap ibadah pasti ada doa. Doa adalah senjata orang mukmin. Doa mampu menjangkau hal yang sulit diraih. Doa mampu melintasi nalar logika dan rumus matematika. Tak ada yang tidak untuk doa. Kecuali, tentu saja doa untuk menghalalkan yang haram.

Lalu, mengapa doa dalam surat Al-Baqarah ayat 201 itu istimewa? Karena disana terdapat kondisi ideal seorang mukmin, kebahagiaan dunia dan akhirat.

Kebahagiaan dunia terbagi atas lima jenis:
1. Istri yang sholehah/ suami yang sholeh
Sebab, sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri sholehah, begitu sabda Nabi saw. Lalu, siapakah wanita sholihah itu? QS. An-Nisa ayat 34 menjelaskan hal ini, yakni mereka yang taat pada Allah dan Rasulnya serta menjaga dirinya ketika suaminya tidak ada.
2. Rumah yang luas
Sebab, dalam rumah yang luas terdapat kelapangan hati
3. Sehat wal afiat.
Yakni sehat baik fisik maupun mental. Apalah artinya sehat fisik jika akal kurang waras dan sebaliknya?
4. Kesabaran
5. Kekuatan aqidah

Sementara kebahagiaan akhirat adalah:
1. Masuk surga
2. Cepatnya perhitungan hisab
3. Dapat bertemu dengan Allah swt ketika hari akhir tiba
4. Dijauhkan dari siksa api neraka

Semoga kita mendapat keduanya, kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, aaamiiin..

ps. Doa berbuka puasa: "Allahumma laka shumtu, wa 'ala rizqika afthortu, dzahabaz zhomau wabtalatil 'uruuqu, wa utsbital ajru, insya Allah.."

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka, telah hilang rasa haus dan telah basah kerongkongan dan telah tetap pahalanya Insya Allah”
(HR. Bukhori)

Friday, August 13, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari III)

Suatu hari saya bertanya pada seorang teman tentang kamera. "Menurut lo, bagusan Canon apa Nikon?"

Jawabannya buat saya agak mengejutkan, "Buat gue, milih kamera kayak milih agama. Sama aja semuanya. Tergantung yang mana yang nyaman sama lo."

Sebenarnya, saat itu saya ingin bertanya lebih lanjut. Tapi untuk menghindari konflik, saya memilih diam sambil mendumel di hati, "Kalo semua agama sama, kenapa lo pilih agama ini?"

Innaddina indallahil Islam. Sesungguhnya agama yang diridhoi di sisi Allah adalah Islam. Islam bukannya menyangkal perbedaan. Namun, bukan berarti menyamaratakan prinsip keimanan. Menurut saya, Islam adalah agama yang unik. Di satu sisi memiliki prinsip aqidahnya sendiri dan di sisi lain ada hubungan antar manusia yang harus dijaga (hablum minannas). Di dalam hablum minannas inilah setiap muslim wajib menghormati orang lain.

Intinya, seorang muslim harus bertoleransi dengan umat lain dalam hal muamalah. Tapi tidak dalam ranah ibadah. Dalam suatu riwayat yang saya ambil dari buku Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis Turunnya Ayat-Ayat Al-Qur'an, dikemukakan bahwa kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi saw, "Sekiranya engkau tidak keberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami pun akan mengikuti agamamu selama setahun pula."

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Umayyah bin Khalaf bertemu Rasulullah saw. Ia berkata pada Rasul, "Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah, dan kami pun akan menyembah apa yang engkau sembah. Kita bersekutu dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami."

Rasulullah terdiam selama beberapa saat. Ia tak tahu jawaban yang akan disampaikan. Allah swt kemudian menurunkan QS. Al Kafirun ayat 1-6 yang secara tegas menolak hal tersebut. Lakum dinukum waliyadiin. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Bukankah begitu indahnya toleransi dalam Islam? Lalu, toleransi mana lagi yang harus diperdebatkan?

"Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah pada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya."
-QS. An-Nisa': 63-

ps. Hikmahnya adalah, be brave, be strong, coz we are moslems!

Thursday, August 12, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari II)

Shaum/shiyam berbeda dengan puasa. Karena esensi shaum lebih dalam dari puasa. Ketika puasa bermakna menahan lapar dan haus, shaum berarti menahan diri dari segala hal yang membuat nilai shaum sia-sia, baik ucapan maupun perbuatan.

Menahan diri inilah yang sangat sulit. Seorang teman pernah berkata kepada saya bahwa kita tidak akan pernah berhasil menaklukkan dunia sebelum menaklukkan diri sendiri. Rasulullah saw bersabda bahwa jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Hawa nafsu itu bagai semut hitam yang berada di balik batu dalam kegelapan malam. Kecuali nafsu yang diridoi Allah, kita tidak pernah menyadari bahaya nafsu sampai nafsu tersebut membawa kita pada keburukan.

Di acara kultum kantor tadi, kami juga berdiskusi tentang doa seribu dinar. Kata seorang pimpinan rohani, dengan membaca doa seribu dinar (QS. Thalaq ayat 3), Allah akan memudahkan segala urusan kita, memberikan rizki yang luas dan mudah. Katanya, doa ini baik sebagai amalan kita sehari-hari. Caranya seperti meminum obat, 3x setiap habis shalat.

Kita kemudian bertanya dari mana sumbernya? Kata siapa? Mengapa kita selalu mengikuti kata ulama A atau ulama B tanpa mengetahui lebih lanjut sumbernya. Amalan terbaik adalah berdasarkan Qur'an dan Sunnah. Bukan berdasarkan ulama atau aulia. Saya sendiri khawatir ketika meyakininya sebagai amalan, saya menjadi lebih percaya pada amalannya dibanding makna doanya. Umat muslim seharusnyalah kritis.

Saya pikir kita sebaiknya mengambil esensi dari doa tersebut. Barangsiapa bertakwa kepada Allah, Allah akan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Tentu saja karena orang yang bertakwa sangat dekat kepada Allah. Dan orang yang dekat kepada Allah akan mendapat berbagai nikmat dari-Nya.

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah karena bulan Ramadhan adalah tempat terkabulnya doa. Rasul saw bersabda tiga orang yang berdoa dan doanya dikabulkan adalah:
1. Doa orang yang bershaum
2. Doa musafir (orang yang berada dalam perjalanan jauh)
3. Doa orang yang dizhalimi

Dengan adanya Ramadhan, kita digembleng untuk menjaga semua ucapan dan perbuatan kita dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah. So, fighting!

ps. Kenapa ya namanya hawa nafsu? Kenapa bukan adam nafsu? :P

Wednesday, August 11, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari I)

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Keberkahan-keberkahan itu adalah:

1. Adanya lailatul qadr, yakni suatu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan. Ngarep dot kom banget kan?
2. Berkah di malam saat makan sahur.
3. Dibukanya pintu-pintu surga.
4. Dilipangandakannya pahala. Yang tadinya 1 bisa meningkat hingga 70 kali lipat, wow!
5. Ditutupnya pintu neraka.
6. Dibelenggunya syaitonirrojim.
7. Bertambahnya rizki.

Sebenarnya shaum tidak hanya dilakukan oleh manusia. Beberapa hewan juga melakukannya. Salah satunya adalah ayam. Seekor ayam akan berpuasa penuh ketika sedang mengerami telurnya . Ia berpuasa untuk menjaga suhu badannya agar tetap hangat. Ayam tidak makan dan minum selama 21 hari agar telurnya dapat menetas dengan baik.

Sekarang bandingkan dengan kita. Bila ayam bisa menghasilkan telur yang menetas menjadi itik, mengapa kita tidak bisa menahan lapar dan haus untuk mendapatkan retasan telur pahala kita?

Hewan lain yang juga berpuasa adalah kupu-kupu. Sebelum menjadi kupu-kupu, ia berasal dari ulat. Ia kemudian menjalani metamorfosis. Proses "penahanan" untuk tidak makan dan minum yang memakan waktu berhari-hari. Ulat yang menjijikkan berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Begitu pula dengan kita. Bila kita berhasil melewati penggemblengan Ramadhan ini dengan sabar dan ikhlas, insya Allah, dalam QS. Al-Baqarah ayat 183, kita akan menjadi bagian dari orang-orang yang bertaqwa.

ps. Ya Allah, jika suatu saat aku memiliki anak, bimbinglah aku untuk mendidiknya menjadi anak yang baik, amin.. *keki karena shalat di sebelah anak kecil yang nakalnya minta ampun!*