Wednesday, September 23, 2009

Tingkatan-tingkatan Hadits

Suatu hari, salah satu penceramah di masjid sehabis shalat tarawih berkata, "Hadits ini sangaaat shahih." Loh, loh, memang hadits shahih itu ada tingkatannya? Memangnya ada hadits shahih yang lumayan keshahihannya atau hadits shahih tapi kurang shahih?

Jawaban ini saya dapatkan kemarin saat Pak De saya meminjamkan (mudah-mudahan jadinya dikasih, hehe) buku Soal-Jawab karya A.Hassan jilid 1-2. Terima kasih Pak De bukunya.

Di awal buku (bagian Tahmid), A.Hassan menjelaskan berbagai perihal, termasuk ilmu hadits. Ilmu hadits sendiri, menurut A.Hassan, adalah ilmu untuk memeriksa dan menentukan benar atau tidaknya suatu ucapan atau perbuatan yang dikatakan Rasulullah saw.

Ada dua macam hadits, yakni:
1. Hadits shahih
Hadits yang dapat diterima bahwa ucapan atau perbuatan itu berasal dari Rasulullah saw. Hadits shahih dipakai sebagai pokok dalam menetapkan hukum-hukum bagi masalah agama. Hadits shahih ini ada tingkatannya (ini yang aku tahu kemudian), yakni:
a. Hadits mutawattir
Hadits mutawatir ialah satu hadits yang diriwayatkan oleh orang banyak dari Rasulullah saw lalu disampaikan kepada orang banyak pula, demikian seterusnya hingga tercatat dalam kitab-kitab di masa kini.
b. Hadits shahih lidzatihi
Hadits yang sah secara sanadnya, bukan karena dibantu oleh yang lain.
c. Hadits shahih lighairihi
Hadits yang derajatnya di bawah sedikit dari hadits yang shahih, lalu dibantu dengan hadits yang seumpamanya atau dengan cara lain.
d. Hadits hasan lidzatihi
Hadits hasan lidzatihi ialah hadits yang sah tetapi derajatnya di bawah sedikit dari hadits shahih (karena di antara rawi-rawinya ada rawi yang hapalannya sekali dua kali terganggu).
e. Hadits hasan lighairihi
Hadits yang lemahnya agak ringan, lalu dibantu atau dikuatkan dengan yang seumpamanya atau dengan jalan lain yang dapat diterima.

Lima macam hadits di atas dimasukkan dalam kelompok hadits yang sah, yang dapat dipakai sebagai penetap hukum, kecuali hadits hasan lighairihi. Hadits hasan lighairihi dipakai untuk hukum-hukum yang ringan, seperti: hukum sunnah, makruh, atau mubah.

2. Hadits lemah (dhaif)
Hadits lemah adalah hadits yang tidak memenuhi syarat-syarat hadits, yakni hadits yang ada cacatnya, yang tercela atau yang tidak dapat diterima menurut ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ada dalam ilmu hadits. Suatu hadits dianggap dhaif, lemah, atau tercela bila diantara orang-orang yang menceritakannya itu ada rawi yang memiliki sifat:
a. Dituduh berbohong
b. Dituduh keliru
c. Dituduh suka berbuat salah
d. Pembohong
e. Melanggar hukum agama
f. Tidak dapat dipercaya
g. Banyak salah dalam meriwayatkan
h. Tidak kuat hapalannya
i. Bukan orang Islam
j. Belum baligh ketika menyampaikan hadits
k. Dirinya tidak dikenal
l. Sifatnya tidak dikenal
m. Suka lupa
n. Suka menyamar dalam meriwayatkan
o. Suka ragu-ragu
dan lain-lain yang menyebabkan si rawi tercela.

Hadits lemah juga memiliki derajat sebagaimana hadits shahih, menurut kuat atau tidaknya kelemahan terhadap rawi.

1. Hadits lemah yang lemahnya sangat berat. Hadits ini sama sekali tidak dapat dipakai.
2. Hadits yang lemahnya agak kurang sedikit dari hadits yang lemahnya sangat berat. Inipun sama sekali tidak dapat dipakai.
3. Hadits yang lemahnya ringan, yakni diantara orang-orang yang menceritakan, ada orang yang dapat dipercaya tapi hapalannya tidak kuat. Tentang hadits yang satu ini, ada catatan tersendiri. Bila hadits yang lemahnya ringan ini dibantu dengan satu sanad lain yang kurang lebih sama dengannya, maka hadits itu dapat dipakai karena sudah meningkat ke derajat yang sedikit banyak memaksa kita menerimanya. Hadits seperti ini dapat dimasukkan ke dalam hadits hasan lighairihi. Biasanya hadits jenis ini digunakan untuk hukum-hukum yang ringan, seperti hukum sunnah, makruh, atau mubah. Hadits yang menguatkan satu hadits yang lain dinamakan syahid.

Tuesday, September 15, 2009

Jihad

Jihad yang paling wajib ialah jihad mengendalikan hawa nafsu, jihad melawan setan, dan jihad menghadapi tipu daya rayuan dunia. Barangsiapa berjihad melawan tiga musuh itu dalam rangka mencari ridha Allah maka Allah akan menganugerahinya hidayah, bimbingan, dan tuntunan ke jalan keridhaan-Nya yang dapat mengantarkannya ke surga.

-Ibnul Qayyim Al Jauziyah-

Sunday, September 6, 2009

A Thank You Note

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, karena atas ridha dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda Arneli dan Ayahanda Sutarmo yang selalu mendukung semua kegiatan saya dan mendoakan saya dimanapun saya berada. Terima kasih atas kesediannya mengantarkan saya bertemu para informan dan tulusnya cinta yang diberikan. Terima kasih pula untuk Anisa Nofita dan Reza Kurnia.

2. Drs. AG. Sudibyo, M.Si selaku pembimbing skripsi. Terima kasih atas dorongan go ahead-nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

3. Ir. Wahyuni Pujiastuti, M.S. selaku penguji skripsi yang telah memberikan apresiasi tinggi untuk penelitian saya.

4. Dra. Martini M, M.Si dan Dra. Jenniwal M. Hendratno selaku Ketua Sidang dan Sekretaris Sidang skripsi.

5. Dra. Ken Reciana, M.A. dan Drs. Helmi Qodrat Ichtiat, M.Si. selaku Ketua Program dan Sekretaris Program Ilmu Komunikasi UI. Khusus untuk Mba Ken, terima kasih atas kesediannya mendengarkan pertanyaan-pertanyaan saya dan meresponnya dengan luar biasa.

6. Dra. Agatha Veronica selaku Pembimbing Akademik saya selama empat tahun.

7. Program Ilmu Komunikasi beserta seluruh dosen dan staf pengajar.

8. Bapak Brata T. Hardjosubroto, Mantan Komisaris PT. Pos Indonesia atas kesediannya membantu dan mengenalkan saya pada adiknya, Brata Hardjosubroto, serta berbagai masukannya yang sangat berharga.

9. Para informan dari PT. Nestlé Indonesia: Bapak Brata Hardjosubroto, Ibu Astrid Zenia Tanggara, Ibu Maulidia Hafmaya, dan Bapak Welih Sutidjan atas waktu dan kesempatan yang diberikan untuk melakukan wawancara. Terima kasih untuk diskusi, saran, dan ilmu yang sangat bermanfaat.

10. Ibu Ida Marlinda selaku peneliti YLKI atas informasi yang dibutuhkan.

11. Dr. Arintowati Hartono selaku pakar dalam bidang kehumasan.

12. Uda Rudi Bustamar dan Triana Widyastuti selaku informan yang telah meluangkan waktu sejenak menjawab pertanyaan dari saya.

13. Arifa Islamie untuk dokumen Nestlé-nya.

14. Rinaldi Ridwan, Krisanti Tiara Putri Gondokusumo, dan Imilia Lekawati atas kebaikan hatinya mengajari saya.

15. Mas Gugi dan Mba Indah yang membantu semua proses administrasi skripsi.

16. Pak Badi dan Pak Syafril yang sigap membantu penelitian skripsi.

17. Bagus atas bantuannya mencarikan beberapa jurnal untuk saya.

18. Kelompok Gokellers: Asni sang bodyguard, Dara yang begitu dewasa, Novi yang selalu memberikan sisi lain dari semangat saya yang berlebihan, Amel yang kini sudah mengumpulkan outline, semangat!, Mba Dini yang pertama kali sidang, Mba Riska yang sangat tangguh menjadi ibu di usia muda, Sefti yang memberikan masukan berharga tentang penelitian kualitatif terutama Moleong, it works!, Linda teman bertukar pikiran meski beda penelitian, Didi yang masakannya selalu dinanti. Terima kasih untuk kalian yang menawarkan segudang tawa saat saya berduka.

19. Teman-teman Komunikasi 2005, khususnya teman-teman Humas: Melissa, Ibnu, Ratih, Affi, Ikie, Viola. Mari mengenakan toga bersama saat Agustus tiba! Renny dan Faustine teman seperjuangan, akhirnya!

20. Lia Aulia dari Kesejahteraan Sosial untuk nomor kontak yang diberikan.

21. Geng Khatulistiwa yang jumlahnya sangat banyak dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu di sini. Jazakumullahu khairon katsiron!

22. Murobbi dan teman-teman satu pengajian, terima kasih untuk rabithoh yang selalu dipanjatkan. Semoga ukhuwah kita tak berputus layaknya lingkaran.

23. Teman-teman Suara Mahasiswa #15, khususnya Rifka, Fita, Indit, dan Izza untuk semua pertolongannya. Jika pahlawan adalah orang yang menolong di saat dan tempat yang tepat, you are all my hero, then!

24. Dinar Rahmi, Emma Hapsari, dan Fani Dwi Fitria. Kalian selalu punya tempat tersendiri di sisi hati.

25. Teman-teman di plurk.com/iftirar, khususnya: amel88, dip.one.goro, fath86, giegiedut, hobbit, ilmanakbar, nininditya, kirei_obaasan, dan rifa. Terima kasih atas semangat dan inspirasi dari dunia maya yang efeknya selalu menjadi sebentuk nyata.

26. Kru Yellow Spot, terutama: Chandra, Amah, Toha, Sarah, Mira, dan Mya. Semoga buletin ini menjadi lebih baik di tahun-tahun berikutnya.

27. Teman-teman Al-Hikmah Research Center (ARC), terutama Hanum, Anggi, Jaman, Nesya, Endah, dan Mansyur. Mari kembangkan pemikiran Islam dan bangun peradaban.

28. Teman-teman di Lembaga Keilmuan Islam UI: Hening, Fildzah, Lia, Intan, Luhur, Jarwo, dan Toni. Terima kasih atas izin cuti yang sangat berarti selama proses pembuatan skripsi.

27. Vidi Amelia dan Taqwa Tanjung untuk detik-detik akhir yang menegangkan. Tak pakai bon kan?

28. Drs. Fauzi Syuaib (Alm.) atas khasanah keilmuannya yang telah menginspirasi saya dalam pembuatan skripsi ini.

29. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu di sini. Terima kasih!

Tadinya saya akan menaruh ucapan ini di notes facebook. Namun, karena tak semua pihak bisa saya tag dan lebih baik menghindari pertikaian, saya pun menuliskannya di sini. Terima kasih ya!

"I finally figured out that not every crisis can be managed. As much as we want to keep ourselves safe, we can't protect ourselves from everything. If we want to embrace life, we also have to embrace chaos." --Susan Elizabeth Phillips

Thursday, September 3, 2009

Semangat Ramadhan, Salah Satunya dengan Bersyukur

Berhubung hari ini tak ada acara dan mama minta ditemani ke pengajian, ok, aku memutuskan untuk ikut. Lagipula, mama tak mau pergi kalau tak ada temannya. Pengajian hari ini diisi oleh Ustad Fauzi Nurwahid. I like the ustad, beside handsome (whaa...), he also good communicator, powerful, and good looking. I think his performance so interesting. Loh kok jadi bahas ustadnya?

Well, hari ini, saya mendapat ceramah dua kali dari Ustad Fauzi di tempat yang berbeda. Tema pertama ialah bersyukur. Sayangnya, saya agak sedikit telat sehingga hanya sedikit materi collected succesfully.

Ketika saya tiba di sana, Ustad Fauzi berujar, "Allahummaj'alni minal kholil" artinya "Ya Allah jadikanlah aku bagian yang sedikit."

Kita selalu senang menjadi bagian yang banyak. Tapi, suatu hari seseorang berdoa kepada Allah seperti itu. Sepatutnya, kita juga meminta bagian yang sedikit. Ustad Fauzi memberikan ilustrasi bahwa dalam QS. Saba ayat 13, "... Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur." Ustad Fauzi juga memberikan gambaran bahwa sedikit sekali manusia yang bisa menaham diam dalam keramaian. Karenanya, berusahalah kita untuk menjadi bagian yang sedikit dalam hal ini bersyukur.

Bentuk syukur harta dibagi dua, yakni zakat dan infaq. Dua-duanya merupakan bentuk kewajiban seorang muslim. Jika kita menginfakkan harta di jalan Allah maka balasannya adalah tujuh ratus kali lipat seperti tertera dalam QS. Al-Baqarah ayat 261, "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah speerti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai,pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."

Namun, jika seseorang kufur nikmat, maka Allah akan mengancamnya seperti QS. Taubah: 34-35

"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab yanng pedih."

"(Ingatlah pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahannam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada mereka, "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."

Seram ya? Makanya jauh-jauhlah dari sikap meregehese cap jahe (kosakata baru :D)

Based on hadith, ada tiga golongan yang mendapat hisab yang mudah di akhirat, yakni:
1. Orang yang memberi pada orang yang pelit dengannya
2. Orang yang menyambung silaturrahim pada orang yang memutuskannya dengan kita
3. Orang yang memberi maaf pada orang yang zalim pada kita

Materi kedua saya dapatkan ketika shalat qiyamul Ramadhan. Tak disangka, ustad yang ceramah sama dengan ustad yang tadi pagi. Beliau menceritakan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan bulan Ramadhan dari masa Rasulullah hingga pahlawan favorit saya, Shalahuddin Al Ayyubi.

Ternyata, di bulan Ramadhan berlangsung:
1. Perang Badar, perang ini berlangsung ketika perintah shaum pertama kali diturunkan. Wah.. Berat sekali sepertinya! Itu pikiran kita, tapi toh Rasul dan para sahabat saat itu membuktikan mereka mampu mengalahkan kaum musyrikin Quraisy.
2. Peristiwa fathul Makkah, cerita kesukaan saya dari semua episode sejarah Islam. Fathul Makkah terjadi di bulan Ramadhan saat Rasulullah beserta 300.000 muslim (kalau tak salah) pergi haji ke Mekkah.
3. Pembebasan Selat Gibraltar
4. Kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi melawan pasukan salib
5. Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945

Nah, kalau banyak peristiwa besar bisa terjadi di bulan Ramadhan. Kita juga bisa, minimal menaklukkan hawa nafsu kita sendiri! Selamat berjuang!