Wednesday, March 19, 2014

Wanita yang Tertekan Butuh Bicara

Di bawah tekanan atau desakan, fungsi utama otak seorang pria yang berkemampuan logis dan ruang mulai digiatkan. Dalam keadaan serupa, fungsi otak seorang wanita untuk bicara diaktifkan kemudian  dia mulai bicara dan seringkali tanpa henti. Jika dia sedang bersedih, dia akan bicara, bicara dan bicara kepada siapa saja yang mau menyimaknya.

Dia dapat bicara tentang masalah-masalahnya pada teman-temannya selama berjam-jam, memberikan laporan lengkap berikut rinciannya dan mereka semuanya membongkar masalah itu dan itu lagi. Dia bicara tentang masalah yang sekarang, masalah masa lalu, kemungkinan masalah-masalah dan masalah-masalah yang tidak punya pemecahan. Ketika dia bicara, tidak ada solusi yang didapat, tetapi dia merasa lega dan nyaman karena telah bicara. Hal-hal yang dibicarakannya biasanya tidak tersusun dan beberapa topik dapat dibicarakan kapan pun tanpa kesimpulan yang tercapai.

Bagi seorang wanita, berbagi masalah dengan teman-temannya merupakan sebuah tanda dari kepercayaan dan pertemanan.

Bagi seorang pria, menyimak wanita bicara tentang masalahnya merupakan pekerjaan yang sulit karena ia mengira bahwa teman wanitanya itu mengharapkan pemecahan masalah karena dia telah membicarakan masalahnya dengan jelas. Ia tidak saja ingin membicarakannya, tetapi ia juga ingin melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah tersebut. Ia akan sering menyela dengan, "Apa masalahnya di sini?" Namun kenyataannya, masalahnya adalah, tidak perlu ada masalah.

Pelajaran yang paling berharga yang dapat ditarik oleh pria adalah menyimaklah dengan menggunakan suara tanggapan dan berikan tanggapan gerakan, serta tidak perlu menawarkan solusi. Bagi seorang pria, ini merupakan sebuah konsep yang bertentangan dengan yang ada dalam benaknya. Pria hanya akan bicara jika mempunyai solusi untuk ditawarkan pada lawan bicaranya.

Jika anda berurusan dengan wanita yang sedang bersedih, jangan tawarkan solusi atau mengabaikan perasaannya, tapi tunjukkan saja bahwa anda menyimaknya.

Biasanya, ketika seorang wanita menolak menerima solusi dari pria, maka strategi pria berikutnya adalah mencoba mengecilkan masalah dengan mengatakan pada pasangannya, "Itu tidak terlalu penting," atau "Kau hanya bersikap berlebihan", atau "Lupakan sajalah" atau "Yaelaah" dan "Itu bukan masalah besar." Ini salah! Hal ini justru membuat marah wanita yang mulai merasa bahwa pria itu tidak betul-betul peduli terhadapnya dan tidak mau menyimaknya.

Membicarakan tentang masalahnya merupakan cara wanita melepaskan rasa tertekannya. Tetapi dia hanya ingin disimak, bukan diperbaiki keadaannya.

Ketika seorang wanita membicarakan masalahnya, seorang pria terus-menerus menyelanya dan menawarkan solusi. Ia tidak dapat menahan diri karena otaknya terprogram untuk melakukannya. Ia mengira pasangannya itu akan merasa lebih baik ketika dia mendapatkan solusi dari masalahnya. Padahal, wanita itu hanya ingin bicara dan mengabaikan solusi yang ditawarkan. Hal itu membuat pria merasa tidak mampu dan seperti orang gagal atau mungkin wanita itu menyalahkan dirinya sebagai penyebab masalah itu. Wanita tidak ingin solusi, mereka hanya ingin bicara tentang berbagai hal dan membutuhkan seseorang untuk menyimaknya.

Dikutip dari Why Men Don't Listen and Women Can't Read Maps oleh Allan & Barbara Pease

ps. Jika seorang wanita bertemu dengan pria dan dia diam terus-menerus artinya ada beberapa kemungkinan. Pertama, perempuan itu adalah orang yang pendiam. Kedua, dia tidak nyaman terhadap situasi tersebut, dan ketiga dia merasa ada yang salah dengan orang tersebut.

No comments: