Wednesday, November 5, 2008

Satu Lagi: Kenangan Gila di Kampus!

Kutumbaba...kutumbaba...kutumbaba...nguk-nguk!
Kutumbaba...kutumbaba...kutumbaba...nguk-nguk!

Senin, 3 November 2008

Hier, saya ikut lomba OIM (Olimpiade Ilmiah Mahasiswa) UI di FIB. Saya ikut OIM Kuis, jika bingung bayangkan saja Kuis Siapa Berani-nya Helmi Yahya. Peserta diminta yel-yel kemudian dari babak pertama dipilih satu orang untuk mewakili kelompok itu menuju babak selanjutnya.

Saya tidak berhasil maju mewakili FISIP. Tapi, bukan proses lombanya yang ingin saya ceritakan. Ini tentang kostum dan yel-yel.

Dresscode pakaian untuk OIM telah kami sepakati: glamour, hedon, norak, lebay! (Ya Allah..FISIP banget yak?)

Tibalah hari pertarungan. Lombanya diselenggarakan di FIB Gd. IV, ruangnya saya lupa. Kami, kontingen FISIP, berjalan dari FISIP ke FIB (ya iyalah, mana mungkin naik ojek kalau dengan mengesot masih bisa ditempuh?) untuk ikut lomba, lebih tepatnya menunjukkan yel-yel kami.

Oh ya, kami punya prinsip: menang nggak menang, yang penting yel-yel (nyanyikan dengan irama lagu PERSIJA)

Minggu, 2 November 2008 pukul 22.00 via sms

Ami: Qt kumpul di BEM FISIP jm 10.30, kostum glamour, hedon, heboh
Saya: ok!

Acara pencarian baju pun dimulai..

rok merah + baju hitam = kurang heboh
rok bunga-bunga ala pantai + baju putih = kurang heboh juga
baju + rok pink = mmm... masih kurang

aha! i found it! tapi, apa iya besok mau pakai baju ini?

Senin, 3 November 2008 jam 10.30

Koordinator kuis: "Sudah siap kawan? Let's go!"
Peserta kuis: "Siap, yuk mari!"

Sepanjang jalan... aduh, kok rasa malunya tumbuh sekarang ya?

Well, hari itu saya pakai baju warna pink dangdut, biru norak, dan silver. Masih belum kebayang? Oke, motifnya bunga-bunga! sudah kebayang? Baju itu actually milik mama. Saya berhasil menemukannya di antara gantungan-gantungan baju unik mama yang masih ada.

Jilbabnya tentu tak kalah bersinar. Shocking pink kotak-kotak akan menyolok mata siapapun yang melihatnya selama 10 menit. Ditambah korsace mawar silver, gelang batu-batu bertumpuk, dan kacamata hitam besar ala tukang pijit. Whew!

Untung saja saya mengenakan rok hitam sebagai penyeimbang. Kalau tidak? Aduhai.. saya akan pura-pura sakit perut sedang PMS dan kabur pulang meski kereta mogok dan hujan mengguyur Depok.

Rombongan kami bertambah lengkap dengan teman-teman yang tak kalah heboh dandanannya. Ada yang bergaya koboi, Munja (Mulan Jameela), 80's style, chinese, bling-bling cling-cling, dan sebagainya.

Persis arakan ondel-ondel kami berjalan menuju FIB. Sepanjang jalan mahasiswa tak berkomentar. Mereka hanya membuka tiga per empat mulutnya disertai tatapan tak berkedip satu menit (lebay!)

Alhamdulillah, kami harus mengubah prinsip! Kami menang dan maju ke babak final. Patrya mewakili prinsip kami selanjutnya: Menang dan menang yang penting yel-yel..

Dan, usaha kami tak sia-sia. We were awarded the best yel-yel based on choreography, creativity, and harmony. Kalau kami tak dapat penghargaan atas yel-yel, saya rasa tim panitia perlu dipertanyakan kepekaannya karena tidak menyadari keindahan yel-yel kami.

Yel-yel kami bukanlah pornografi, bukan pula pornoaksi, tapi najisnya bukan main, ampun deh!

jika mau tahu gerakannya seperti apa? bayangkan saja Laskar Pelangi menari ala suku Afrika ditambah dengan gerakan Indonesian Idol serta terong mentah. Untung Input (sang koreografer) tidak memberikan sentuhan dangdut di sana... Fiuh, macam mana jadinya?

Ps. Di tengah jalan dari FISIP menuju FIB, saya bertemu Rangga. Dia sedang asyik menelepon. Ketika mata kami bertemu, dia hanya melongo tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Dan esok harinya di suatu syuro, "Saya melihat seorang akhwat...(bla-bla-bla..)" Mati deh!

Ps2. Saya kira tidak akan ada yang mengenali saya, ternyata ada satu orang anak SUMA muncul di sana dan melihat saya ber 'kutumbaba' ria, Rabbi...

Ps3. Kabarnya, yel-yel kami divideokan dan dimasukkan ke Youtube, just wait and see... (baca: pasrah!)

No comments: