Monday, September 6, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari XXVII)

Budaya yang hadir di masa kita sekarang adalah budaya materialisme. Semuanya dilihat dari materi. Uang. Termasuk seni. Islam menganggap seni sebagai hal yang fitrah. Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Saba' ayat 13:

"Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring, yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur."

Dari ayat di atas, kita dapat melihat bahwa peradaban sejak Nabi Sulaiman as telah berada di puncaknya. Seni sebenarnya bersumber dari nilai religi, perwujudan dari ketakwaan. Namun pada akhirnya bergeser karena budaya itu sendiri. Seni juga memiliki nilai filosofis dan ideologis. Filosofis berarti seni merupakan hal yang dapat dipelajari. Sementara seni dalam ideologis adalah adanya ide dalam suatu seni.

Seni tidak bisa bernilai bebas karena seni itu sendiri adalah pesan. Kebebasan mutlak dalam Islam hanya dapat dimiliki oleh Allah ta'ala. Karenanya, seni bukanlah untuk seni. Tapi seni hanya untuk Allah swt.

"Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan."
-QS. Al-Qashashah: 68-

No comments: