Thursday, August 19, 2010

Tausiyah Ramadhan (Hari IX)

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw perihal dosa besar. Beliau bersabda, "Kamu menjadikan Allah tandingan, padahal Allah yang menciptakan kamu." Kemudian apalagi? Rasulullah menjawab, “Membunuh anak-anak karena khawatir atas tanggung-jawab memberi makan.” Kemudian orang itu masih bertanya apalagi dosa besar lainnya. Nabi Muhammad saw menjawab, “Berzina dengan istri tetangga.” (HR. Bukhari-Muslim)

Perlu diingat bahwa berzina saja sudah merupakan dosa besar. Disamping itu, seorang mukmin wajib melindungi keluarga tetangganya. Maka, berbuat zina dengan tetangga berarti melakukan kejahatan ganda.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat An-Nisa’ ayat 31:

"Apabila kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."

Salah satu cara menghapus dosa kecil adalah dengan berwudhu. Ketika seseorang berwudhu, membasuh bagian-bagian kepala dan anggota badan, maka dosa-dosa yang berhubungan dengan bagian-bagian yang dibasuhnya itu pun hanyut oleh air wudhu bagaikan dedaunan kering di pepohonan yang berguguran diterpa angin.

Sayangnya, banyak umat muslim yang berwudhu hanya sekedar membasuh bukan mencuci. Padahal Allah swt menjelaskan wudhu dalam QS. Al-Maidah ayat 6:

"Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”

Banyak umat muslim yang bukannya menyapu kepala malah mengusapnya. Even, sampai enam kali. Sisi depan dua kali, samping dua kali, belakang dua kali. Kaki juga seharusnya dibasuh bukannya sekedar dibasahi di bawah air yang mengalir deras. Semoga kita termasuk dari hamba-Nya yang menjaga wudhu dan melakukan wudhu dengan sempurna, aaamiiin.

ps. Kenapa kita selalu abai melihat pola yang berulang? Kita mendambakan baiti jannati tapi yang terjadi malah baiti naari. Rumah yang penuh gejolak, amarah, dan luka. Ya Allah, lindungilah aku dari nafsu untuk memegang kekuasaan tanpa henti. Lindungi juga negeri ini dari pemimpin yang zhalim. Sholeh. Harusnya setiap pejabat berlomba-lomba menjadi pribadi ini.

No comments: